Sabtu, 05 April 2008

Sabtu, 29 Maret 2008

Sekilas Gema Pembebasan


visi utama gerakan ini adalah membebaskan manusia dari penghambaan kepada manusia menuju penghambaan kepada Allah Tuhannya manusia, dari penerapan sistem buatan manusia menuju penerapan sistem yang diwahyukan Allah SWT, yakni sistem Islam... Erwin Permana, Sekjen GEMA Pembebasan Beberapa waktu lalu, telah masuk sejumlah pertanyaan seputar GEMA Pembebasan yang diajukan oleh seorang mahasiswi program pasca sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jurusan Pemikiran Islam ke kantor sekjen GEMA Pembebasan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan untuk keperluan penulisan tesis sebagai syarat kelulusan program pasca sarjana bagi yang bersangkutan. Berikut adalah petikan pertanyaan beserta jawabannya: 1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya GEMA Pembebasan? Embrio aktivis GEMA Pembebasan? Kelahiran GP tidak dapat dilepaskan dari proses perjalanan sejarah kebangkitan gerakan Islam di tanah air khususnya di dunia kampus menjelang dan pasca runtuhnya Orde Baru tahun 1998. Gerakan-gerakan Mahasiswa baik yang terlembagakan secara individual maupun kelompok dengan berbagai corak pemikiran dan ideologinya turut mempengaruhi kondisi politik dan tatanan sosial kemasyarakatan negeri ini khususnya pasca reformasi. Hal ini diperkuat oleh keterlibatan sejumlah aktifis pergerakan mahasiswa ke dalam sejumlah partai Politik dan ataupun kelompok-kelompok sosial politik lainya seperti LSM-LSM yang menentukan corak dan identitas wadah politik mereka yang selanjutnya berimbas pada berbagai kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh Pemerintah yang nyata-nyata tidak banyak mengalami perbaikan nasib, meski rezim ORBA beserta kroninya yang telah digugat sebagai sumber petaka penderitaan rakyat semakin memudar pengaruhnya. Pengalaman ini merupakan perulangan sejarah yang terjadi pada akhir rezim ORBA, dimana arus utama pergerakan mahasiswa yang saat itu didukung oleh Angkatan Darat difokuskan untuk mengganti Sukarno yang dianggap gagal mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang digagasnya sendiri bersama kaum founding father lainnya. Realitas sosial ini memberikan satu kesimpulan historis bahwa perubahan rezim tanpa disertai dengan perubahan sistem pemerintahan dan ideologi yang menjadi landasannya hanya akan menjadi analgesik yang hanya menjadi penawar sakit sesaat tanpa menyembuhkan persoalan mendasar suatu tatanan masyarakat. Oleh karena itu perjuangan yang sejatinya harus ditempuh oleh seluruh gerakan-gerakan sosial politik dalam rangka mewujudkan satu tatanan masyarakat yang adil dan makmur tidak hanya berkutat pada perubahan rezim namun juga pada perubahan sistem. Kegagalan sistem komunisme di Uni Soviet dengan negara-negara Eropa Timur lainnya dan kapitalisme di hampir seluruh negara temasuk di negeri ini, menunjukkan bahwa ideologi tersebut memang pada faktanya tidak dapat menjadi sistem yang ideal bagi ummat manusia. Atas dasar itulah sejumlah mahasiswa dari berbagai latar belakang universitas yang sebelumnya telah mendapatkan pencerahan dan pembinaan pemikiran tentang Islam sebagai sebuah Ideologi yang wajib diterapkan sebagai konsekuensi keimanan kepada Aqidah Islam, menemukan pembenaran pada realitas sosial politik di negeri ini, bahwa penerapan ideologi Islam dalam seluruh ranah kehidupan masyarakat merupakan sebuah keniscayaan untuk mewujudkan Indonesia yang adil sejahtera di bawah naungan ridha Allah SWT.